MASJID KITA: Menata Hati, Menjernihkan Pikiran
Siapa yang tak kenal K.H. Tengku Zulkarnain?
Beliau adalah Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia Pusat. Pria kelahiran Medan ini datang mengunjungi masjid kita tercinta untuk mengisi acara tabligh yang bertemakan, “menata hati, menjernihkan pikiran”. Setelah sholat Isya pada hari senin 14 November 2016, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Berikut beberapa pesan yang disampaikan lulusan S1 Sastra Inggris USU & Master Bussiness dari Institute Economi of Hawai.
Bahwa manusia yang ada di dunia ini berasal dari satu keturunan yaitu dari nabi Adam A.S. dan Hawa. Hal ini menunjukkan sesungguhnya kita semua, baik hitam maupun putih, dan apapun sukunya adalah bersaudara. Sehingga perlu untuk kita mempererat tali silaturahmi. Maka dari itu dalam menyikapi perbedaan baik suku, ras, maupun dalam hal agama, kita tetap mengutamakan hubungan yang baik utama nya sesama muslim. Umat muslim itu seperti satu tubuh, jika satu bagian yang sakit maka bagian yang lain akan ikut merasakan. Bahkan ditekankan pula dalam hal beribadah kita menemukan banyak perbedaan. Seperti ada yang membaca qunut, dzikir setelah sholat, posisi tangan saat sholat dan jari saat tahiyat menurut masing – masing mazhab. Maka urusan khilafiyyah ini agar tidak menjadi pertentangan karena masing – masing memiliki dalil yang shohih.
Beliau juga berpesan agar selalu membersihkan hati dengan amal sholih, karena orang yang berbuat dosa bukan karena tidak berilmu tapi karena iman kalah dengan nafsu. Dan boleh jadi walau memiliki ilmu yang rendah tapi karena rajin memakmurkan masjid maka imannya semakin bertambah. Dalam hadits disebutkan “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR Bukhari no 52 dan Muslim no 1599). Karena dengan hati yang bersihlah kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Setelah menyinggung mengenai kebersihan hati, Tengku Zulkarnain juga berpesan tentang empat faktor penting dalam perkembangan Islam yaitu ibadah, taklim, khidmat dan dakwah. Ibadah yakni melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah SWT seperti sholat, puasa dan membayar zakat. Taklim yaitu belajar atau berkumpul untuk mendalami agama. Kemudian khidmat dan terakhir yang paling penting adalah dakwah. Dakwah tidak sekedar berupa pengajian tapi juga mengajak. Mengajak orang lain untuk ikut menghidupkan agama Islam di setiap tempat terutama masjid, musholla atau bahkan di lingkungan tempat tinggal kita. (red)
“semakin jauh kau berdakwah, maka semakin dekat engkau dengan Rasulullah (SAW) di surga”